Ngakunya sih bukan penggemar Dee. Apalagi setelah baca buku pertamanya yang menghebohkan itu, Supernova I: Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh. Kayaknya maksa banget gitu masukin unsur2 sci-tech-nya. Jadinya malah ga enak dibaca. Abis tu baca Supernova II, meski lebih sederhana tapi malah ga bisa menikmati ceritanya. Kurang filosofis kali ya akunya. Tapi pas baca Supernova III malah demen. Ceritanya lucu, pilihan kata dan kalimatnya juga bikin ngakak, hiburan banget, ngakak sendirian. Abis itu malah terus baca Filosofi Kopi yang standar2 aja. Tp suka banget sama Rectoverso yang ciamik mengeksplor dunia yang sangat personal. Curhat yang indah ceritanya.
Meski ngakunya bukan penggemar Dee, semua bukunya dibeli dan dibaca. Terahir Perahu Kertas. Ini malah masih dapet cetakan pertama.
Sepintas mirip chick-lit, tapi ah engga ah. Lebih berisi.
I sticked to this book till 2 o’clock in the morning.
Ga bisa lepas, pengen tau terus gimana kelanjutan ceritanya Kugi dan Keenan. Dan dengan pengalamannya mengeksplor isi hati di Rectoverso, digabung dengan pilihan kata dan kalimat2 yang segar serta terasa semakin matang, Dee emang piawai bikin buku ternyata 🙂