Dulu hanya mendengar… katanya perkembangan seorang anak batita itu cepat sekali. Pagi berangkat kantor belum bisa ngomong s, malemnya dah bisa. Sekarang bisa melihat dan merasakan sendiri, betapa setiap detik bisa memberi kesan perkembangan baik emosi, fisik, maupun nalar seorang anak.
Kata seorang yang memilih menjadi guru daripada dosen, menjadi guru tidak sekedar mengajar, tapi juga mendidik. Cermin kemajuan diri ada dalam pribadi anak didik. Seperti itu juga menjadi orang tua. Lima bulan yang lalu Raisha dibawa ke sini saat usia 13 bulan. Saya kembali jadi full time house wife yang diberi anugrah melihat setiap detik ia berkembang dan merasa ikut berkembang bersamanya
Dulu waktu dateng ke sini, Raisha belum bisa berdiri (yaaa, bisa sih, kalo dia mau), mandi jadi susah setengah mati karena dia takut jatuh. Sekarang dia sudah berlari. Life is easier now…
Dulu dia nakal sekali (yaaa, namanya juga anak kecil ga ngerti). Setiap kali ditinggal sedetik saja bersama makannya, pasti catastrophic failure. Nasi udah berantakan di meja ditaburi susunya, muka sudah penuh dengan masker yoghurt, lantai lengket dengan remah-remah nasi.
Sekarang dia sudah mulai makan sendiri. Kadang disuapin juga ga mau. Setiap kali makan, lebih sering saya hanya menyendokkan untuk dia suap sendiri. Itu pun kalo dia sudah mulai bosan dengan acara menyendok yang lumayan butuh keterampilan buat anak seusianya. Ibunya jadi bisa cuci piring selagi dia makan. Life is easier now…
Dulu dia penakut sekali. Ketemu orang pasti langsung mengkeret, megang ibunya erat-erat. Lebih tepatnya mencengkram kali ya. Sekarang udah beberapa minggu ini dia sudah tak terlalu mengkeret. Ibunya sekarang mulai berani keluar, meski masih deket-deket aja, buat arisan sambil bawa dia. Ga terlalu kuatir dia bakal rewel karena harus duduk manis selama beberapa waktu. Memberi kesempatan ibunya buat punya kehidupan sosial yang nyata dan tak sekedar maya.
Raisha mulai mau senyum sama orang, bahkan kalo sama anak kecil lain mau bermain. “Adi, Adi…” suaranya yang masih belum jelas manggil2 Kak Radit ngajak main. Hobinya main sama Bapak dan Kak Radit. Kalo udah main, ga mau pulang.
Kosa katanya sudah melebihi 50 kata, tak sempat lagi menghitung. Sudah pintar ngajak keluar rumah mengembangkan hobi mainnya, “U u.., keua..,” yuk, yuk keluar, sambil nunjuk-nunjuk pintu dan pake sandal. Sudah pintar bilang, “Nggaaaaa..” sambil geleng-geleng kepala kalo ga mau sesuatu. Mulai banyak menggunakan dua kata, “Ati aju,” sambil nangis, minta ganti baju, kalo bajunya kotor kena tumpahan makanan yang disendoknya. Kadang malah rangkaian tiga kata sudah mulai keluar dari mulut kecilnya, “Buuuu, bobo sini…” kalo baru bangun tidur dan masih males turun dari tempat tidurnya.
Seneng sekali kalo difoto. Segala rupa gaya dikerahkan. Begitu denger bunyi foto selesai, langsung lari liat hasilnya. Nak, nak koq endel amat yaaaa, kata bapaknya.
Usia 18 bulan waktunya imunisasi DPT4, Polio 5 dan HiB 4. Nunggu pulang ke Indonesia masih lama, jadi Raisha dibawa ke klinik deket rumah. Dokternya terampil sekali, cepat menyuntik sampe Raisha ga sempet nangis. Nunggu ditetes polio, ternyata vaksin-nya kombo DPT, Polio dan HiB. Ga cuman DPT-HiB trus polio oral sendiri. Ibu dokter nanya, “Memang di Indonesia masih oral ya polio-nya?” Saya ga tau. Selama ini selalu oral. Seingat saya, PIN juga polio oral. Pulang ke rumah saya cari-cari informasi. Ah ternyata menurut berita di salah satu situs yang bisa dipercaya (lupa apa), vaksin Aventis kombo DPT-Polio-HiB itu baru 2 hari sebelum Raisha disuntik diberitakan disetujui FDA dalam pemungutan suara dengan suara menang mutlak.
Malamnya Raisha sedikit rewel, daya tahan yang udah lebih terlatih tampaknya yang bikin dia besoknya udah bisa main ke Putrajaya jemput Oom TIL. Ah Raisha, life is easier now as you grow up… And suddenly I feel so old.
Vid…..anugrah ya…bisa dampingin anak melihat perkembangannya per detik…
kalo udah gedean dikit….udah ga mau dipeluk2 kayak ghani skrg dah 5 th…..rasanya gw pengen dia balik lagi ke bayi…biar bisa gw gendong2…hehehe…
buat raisha, semoga jd anak yg sholehah ya…
pinter, cantik…..sayang sama Ibu dan Bapak….
aduh lutuna.
Aduh, jadi kepengen punya anak juga deh.
Haduuhh….