Seperti biasa, anak-anak ada libur seminggu di awal tahun. Orang Belanda bilangnya voorjaar vakantie, libur awal tahun sebelum musim semi dimulai. Libur selalu jadi kesempatan buat pergi keluar Belanda mengingat kalau bolos di hari biasa kena denda 50 Euro per anak. Awalnya ingin menyaksikan jejak keemasan Islam di Malaga, Spanyol, tapi nunggu harga tiket turun tak terjadi. Setelah berniat diem di rumah aja liburan (dan bapak ga perlu ambil cuti) dengan pertimbangan dingin juga, tetiba berubah rencana. Akhirnya kita pergi ke Ardennes, Wallonia, Belgia. Pertimbangannya; deket, bisa naek mobil, alamnya indah, cocok buat yang pengennya liburan santai aja. Kita milih nginep di Landal, resor pinggir danau yang cantik. Modelnya challet-challet gitu, satu challet bisa buat berempat. Dapur terbuka, ruang tv, 2 kamar, kamar mandi tersedia. Seprai dan sarung bantal pun disediakan tp harus pasang sendiri dan pas mau pulang harus diangkat lagi. Peralatan dapur juga lengkap cuma pas meninggalkan tempat sudah harus bersih lagi; dishwasher sudah dikosongkan, microwave kulkas kosong, lantai disapu, tak lupa sampah dibuang ke container yang disediakan di area resor.
Kita berangkat abis Jumatan karena anak-anak hari Jumat setengah hari menyambut voorjaar vakantie dan bapaknya abis jumatan emang selalunya ga balik ke kantor (Jumat selalu setengah hari). Anak-anak langsung pules di mobil. Kita sampe di perbatasan Belgi sekitar jam 1/2 5, terus maksudnya mau nyari mesjid atau pom bensin/tempat istirahat buat sholat ashar. Ternyata tol di Belgi hari itu macet banget. Dan Belgi ini agak susah pom bensin di pinggir tol. Pas udah jam 5 lewat dan papan informasi jalan bilang pom bensin masih sekian puluh kilometer lagi, akhirnya kita keluar di Anderlecht, mau cari pom bensin dalam kota. Alhamdulillaah pas keluar tol malah ga lama ketemu taman kota yang sepi dan ada danaunya. Akhirnya kita solat di taman dan wudhu di danau. Anak-anak sih justru seneng banget bisa wudhu di danau, pengalaman baru buat mereka meskipun awalnya males banget karena dingin.
Setelah sholat kita lanjutin perjalanan. Perkiraan juragan tomtom kita sampe dalam 3 jam setelah meninggalkan rumah, nyatanya tol macet berat. Akhirnya kita keluar dari tol mau lewat kota aja. Ealaaah, hari itu di dalam kota pun macet. Jarang banget liat jalan segitu ramenya di Eropa. Apalagi udah malem. Akhirnya kita sampe Landal, Froidchapelle, setelah perjalanan 5 jam. Abis makan malam, bobo semua deh.
Pagi terbangun dengan pemandangan matahari terbit di atas danau. Abis sarapan anak-anak keliling resor, main di playground, lari-lari di pinggir danau, foto-foto, nengok kambing di kandang, lompat-lompat di trampolin, pokonya menikmati aktivitas luar ruangan. Agak siangan setelah makan siang, anak-anak masuk ke Kids Club yang ada di resor itu. Mereka seneng banget melukis pake cat air, meewarnai pake spidol, trus Raisha juga main board game monopoli, kebetulan dia baru mulai suka dan bisa main monopoli, sementara Dinda minta face painting. Hari ini anak-anak puas banget main. Sorenya masih keluar lagi, main air di pinggir danau sambil nunggu sunset by the lake.
Besoknya, hari Minggu, baru deh jalan keluar dikit (atau banyak ya) di wilayah Wallonia. Tujuan pertama taman safari di desa kecil Hans sur Lesse. Sebenarnya desa ini lebih terkenal dengan gua-nya, tapi kayanya masih kurang cocok buat anak-anak sekecil Raisha-Dinda. Jadi lebih milih ke taman safari, liat-liat hewan sambil menikmati cantiknya pemandangan pegunungan. Dari kotanya (alun-alun desa maksudnya), kami naik kereta kecil ke pintu taman safari. Tiket masuk dibeli di kounter tiket di alun-alun desa, sepaket sama keretanya. Bisa milih mau muter di dalam taman safari naik kereta atau jalan sepanjang 2 km. Kami milih yang jalan karena pengen santai dan menikmati pemandangan. Meski keragaman hewan tak menandingin taman safari Indonesia, tapi kami cukup senang karena pengalaman berjalan sambil menikmati pemandangannya.
Seusai dari taman safari ternyata hari masih cukup siang. Dalam perjalanan pulang ke resor di Froidchapelle kami mampir di kota kecil yang cantik dan ramai, Dinant. Tujuan pertama ke Dinant Cita Delle (Benteng Dinan). Dari sana naik kereta gantung ke pusat kota yang tepat berada di bawahnya. Puas jalan-jalan di pusat kota, kembali ke atas benteng dan melihat-lihat keadaan benteng yang menyeramkan heuheuheu… Namanya benteng ya, serem ah liat canon, granat, penjara, alat siksa hiiii…
Anak-anak sih cuek aja semua dipake main. Sebelum pulang main dulu di playground yang ada di lingkungan benteng, bersebelahan dengan pemakaman. Eww, meni ga nikmat banget sebenarnya main di pinggir pemakaman.
Hari Senin, setelah bermalas-malasan pagi, beberes challet dan buang sampah, kami check-out menuju Den Haag. Di Brussel mampir untuk makan siang, sengaja pengen makan kebab di Brussel. Karena udah sampe Brussel, Raisha minta ke Maneken Pis. Ini ketiga kalinya lewat Brussel. Yang pertama cuma jalan-jalan di pusat kota, yang kedua ke Atomium dan Mini Europe sebelum mampir ke Jubelpark untuk sholat, dan yang ketiga ini akhirnya ke Maneken Pis juga. Raisha penasaran pengen liat karena mendengar sejarahnya dari guru di sekolah. Abis itu kembali ke sholat di Masjid Agung Brussel yang lokasinya di Jubelpark (bahasa Belanda) alias Parc du Cinquantenaire (bahasa Prancis). Abis sholat lagi-lagi anak-anak main di taman sebelum akhirnya pulang ke Den Haag. Bener-bener liburan yang menyenangkan, santai dan menyegarkan 🙂