Langkah saya terhenti sesaat hendak menuruni metromini. Seorang ibu dengan belanjaan seukuran dua karung beras 20 kg tampak kepayahan hendak turun. Saya bermaksud mendahulukan beliau, rasanya tidak tega melewatinya, kuatir membuatnya terguling dan jatuh. Saya benar-benar takjub saat mbak di belakang saya membentak saya, “Mbak, ya ampun, cepet dong.â€
Belum saya menyahut hendak mengatakan menunggu ibu tersebut mantap dengan posisinya, dia sudah mendorong saya dan melewati ibu yang sedang kepayahan tersebut. Si Ibu hampir terjungkal, untuk Pak Kenek sigap menyangga.
Saya hanya menggeleng-gelengkan kepala. Seterburu-buru itu kah? Sepenggal kejadian tersebut membuat saya jadi mengingat banyak hal yang belakangan kerap saya rasakan setelah mulai sering kembali naik metromini atau bis di Jakarta. Ibu hamil yang tetap berdiri tanpa ada seorang pun gentleman yang bersedia memberi tempat (saat itu saya juga berdiri jadi tak bisa memberi tempat), metromini yang penuh dan melaju kencang meski terseok-seok, kenek kopaja yang marah saat kopaja-nya menyerempet mobil pribadi (bang, bang, yang nyerempet itu sampeyan loh), atau seorang peminta-minta yang melemparkan kembali uang logam 500 rupiah yang diberikan penumpang di sebelahku hanya karena logam tersebut lah satu-satunya yang diberikan penumpang2 di metromini kami. Sudah hilangkah sisi manusiawi manusia-manusia Jakarta?
Dulu teman saya (hi there… how are you?) pernah cerita, dia kadang pengen jitak pacarnya yang anak diplomat dan terbiasa hidup di luar negeri. Kalau ada apa-apa yang tidak menyenangkan, seperti; ngurusin urusan orang, atau ada orang yang nyerobot antriannya, atau hal-hal tidak tertib lainnya, si pacar pasti ngomong, “Dasar orang Indonesia!!†dengan penuh emosi. Saya waktu itu tertawa-tawa, lucu membayangkan orang Indonesia berserapah seperti itu. Belakangan ini koq rasanya sering melintas di pikiran saya termasuk ketika si Mbak yang terburu-buru itu mempercepat langkah saat turun dari metromini tanpa merasa bersalah, “Dasar orang Indonesia!!â€
At all sexy redhead porn of a few years they loved each.