Reminder…

I guarantee it won’t be easy.
I guarantee that at one point or another, one of us is going to want to leave.
But I also guarantee that if I don’t ask you to be mine,
I am going to regret it for the rest of my life.
Because I know in my heart, you are the only one for me..

Showing the Love You Feel at Heart

Kemarin Mas ngajuin surat resign ke kantornya. Sebenarnya dia udah siap klo big boss bakal ga suka secara dia pindah ke company yang sekufu -sejenis getoo-. Sebenarnya juga dia berat bangetttt ninggalin company-nya yang skarang mengingat kondisi kerjanya enak *dia beruntung dapet lead engineer yang baik dan pengertian, yang bahkan di saat dia bilang mo resign aja sibuk nyariin salary berapa sebenernya yang pantas Mas dapatkan di tempat baru* dan dia bisa banyak belajar. Ini company pertamanya sejak lulus kuliah.
Hanya karena pertimbangan yang kuat aja; diantaranya kreditan rumah yang selalu terasa menghimpit setiap kali billing statement datang, the fact bahwa dia belom pernah kerja di tempat lain dan belom tau bagaimana sistem di company lain, ditambah kekhawatiran terjebak dalam lingkaran kenyamanan, akhirnya dengan berat hati dia mengajukan resign.

Selama ini sang big boss bisa dibilang tidak pernah berkomunikasi dengannya. Menyapa saat acara informal pun tak pernah. Mungkin karena Mas orang yang tak banyak bicara dan cenderung pendiam. Ini berbeda dengan behaviour-nya terhadap temen2 seangkatan Mas yang lain, terutama terhadap teman2 yang aktif dan komunikatif. Akibatnya, meski udah ngerasa big boss bakal ga suka, tetep aja ga nyangka kalo reaksi big boss bener2 tajam. Big boss bahkan sampe kirim e-mail ke Frieza menanyakan apakah dia yang ngasih info lowongan di KL.

Tapi kalo dipikir2, reaksi yang menurut saya agak berlebihan dan cukup menyinggung perasaan tersebut justru cenderung dikarenakan beliau merasa kehilangan.
It is something unexpected. Selama ini Mas merasa ga disayang, pekerja biasa yang kayanya ga signifikan lah kalo dia meninggalkan kantor. Ternyata anggapan tersebut tampaknya salah… Kayanya si boss cukup perhatian sama Mas tapi tidak dia tunjukkan.
So from now on… show the love you feel before you regret for not doing so….

*bukan dalam rangka valentine day*

Untuk Sebuah Pasta Gigi

“Mba d***,
Kalo boleh tau beli orajel dimana yah tepatnya…?, soalnya selama ini anakku (nanda, 2thn) juga pake orajel…kebetulan belinya di amrik nitip sama temen Saya udah cari2 dibeberapa apotik penjual obat import kok gak ada yah atau lagi kosong kali yah….”

pasta gigi bayi Gedubrak… Petikan di atas saya ambil dari email di sebuah milis yang saya ikuti. Cukup mengagetkan saya. Raisha belum bergigi, jadi saya yang belakangan ini sibuk luar biasa belum sempat lihat-lihat pasar tentang pasta gigi yang baik dan aman untuk bayi. Saya memang sempat paham kalau pasta gigi bayi seharusnya tidak mengandung fluoride karena tidak baik jika tertelan, tapi saya pikir produsen pasta gigi sudah paham betul apa yang boleh dan yang tidak untuk dijadikan ingredients produknya.
Teringat saya pada essay statement of motivation yang saya buat 3, eh salah, 4 tahun yang lalu saat saya mengajukan beasiswa DAAD. Ada paragraf yang menyebutkan, salah satu motivasi saya untuk belajar lebih banyak dari negara maju adalah karena saya sedih. Sedih saat kuliah saya pernah harus menunda penelitian karena bahan kimia yang saya butuhkan masih import dan sulit didapat sehingga harus menunggu.

Hmmm, kalo untuk bahan kimia yang memang jarang orang pake masih harus diimpor, saya sudah cukup sedih… apatah lagi kalo hanya sekedar pasta gigi untuk bayi – yang seharusnya mudah tersedia – yang masih harus dibeli di Amrik.

Sampai saat saya menulis ini, saya memang belum mencari tahu apakah ada pasta gigi bayi yang aman (salah satu syaratnya tidak mengandung fluoride) dan diproduksi di dalam negeri. Tapi kalo sampai saya harus beli pasta gigi dari Amrik buat Raisha nanti… hmmm, anakku sayang,… sikat gigi-nya ga usah pake pasta dulu yaaa. Nanti kalo kamu sudah agak besar dan mengerti kalo pasta gigi itu ga boleh ditelan, baru pake pasta gigi yaaa….

Hmmm, tolong doong produsen pasta gigi bayi di Indonesia, diperiksa lagi ingredients-nya. Masa sih ga ada koordinasi ama dokter anak, ato masa sih ga update informasi tentang pasta gigi yang baik dan aman untuk bayi… Ayo dong, sebelum Raisha bergigi niiiih….
Ato justru ini jalan buat saya mulai usaha kali ya… produksi pasta gigi yang safe buat bayi 😀